← Back
Ayah
Ayah, mengapa kau tak pernah bercerita?
tentang raga yang tersiksa,
tentang raga yang dijauhi usia.
Ayah, mengapa kau tak pernah mengeluh?
tentang peluh yang runtuh,
tentang mengusir kantuk jauh-jauh.
Ayahku, kau pergi saat subuh.
Saat matahari belum tumbuh
dan langit masih hitam separuh
Ayahku, remuk redam tulang-tulangmu
tapi kau malah belikan aku susu,
untuk memperkuat tulangku.
Ayahku, mengais nominal-nominal semu.
Karena dunia memang tak mau
menerima manusia dangkal uang saku.
Post a comment